PCIM Muhammadiyah Mesir - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Muhammadiyah Mesir
.: Home > Berita > Agama adalah Nasihat ( Hadits Arba’in Nawawi Ke-7)

Homepage

Agama adalah Nasihat ( Hadits Arba’in Nawawi Ke-7)

Senin, 26-06-2017
Dibaca: 2490

Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari r.a, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama adalah Nasehat, kami bertanya : Untuk Siapa? Beliau bersabda : Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim.”
 
Hadits ini berbicara tentang nasehat. Agama Islam ialah agama yang senantiasa saling menasehati, saling menyayang dan juga saling mencintai. Memberi nasehat adalah hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Ketika seseorang telah menasehati itu sebuah tanda dari perhatiannya seperti dia berusaha mencegah dan melindungi orang yang dia nasehatinya dari sesuatu yang tidak diridhoi oleh Allah.
 
Dalam hadits ini Rasullullah bersabda, “Agama adalah nasehat.” Sahabat bertanya, “Untuk siapa, Ya Rasuulullah?” Beliau bersabda, “Untuk Allah..” Bagaimana nasehat kepada Allah? Menasehati manusia beriman kepada Allah yakni dengan beriman kepada Allah, tidak menyekutukan Allah, mensucikannya dari segala kekurangan dan tidak bermaksiat kepada Allah. 
 
Kemudian menasehati manusia untuk beriman kepada Kitab Allah ialah percaya bahwa Kitab itu seluruhnya dari Allah dan tentunya Al Qur-an, Kitab yang dijamin ke absahannya, sebagaimana Allah telah menjaminnya berdasarkan firmanNya: “Sesungguh-Nya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr :9)
 
Lalu menasehati manusia untuk beriman kepada Rasulullah, yakni dengan membenarkan risalah beliau, membenarkan yang di bawa oleh beliau, menghormati beliau, melaksanakan ajaran beliau dan mencintai sunnah beliau dan melaksanakannya.
 
Kemudian nasihat untuk patuh pada para pemimpin muslimin yakni dengan mematuhi mereka dalam kebenaran, patuh pada mereka dalam hal tidak ada unsur maksiat kepada Allah dan RasulNya, menegur mereka ketika mereka salah langkah dan tidak melakukan pemberontakan selama mereka tidak kafir. 
 
Berikutnya yaitu menasehati sesama. Seperti menunjuki mereka kapada jalan yang benar yang akan menghantarkan kepada kebaikan akhirat dan dunia, mengajarkan mereka apa-apa yang mereka tidak tahu dari perkara agama, menolong mereka dengan ucapan dan perbuatan, menutupi aurat, aib, atau keburukan mereka, memberikan manfaat untuk mereka dan memerintahkan kepada kebaikan, mencegah mereka dari kerusakan dan kemungkaran dengan lemah lembut dan ikhlas.
 
Dalam hadits ini terdapat pelajaran amar ma’ruf dan nahi munkar. Seperti meminta orang lain untuk berbuat baik dan membantunya mencengah agar tidak melakukan hal yang keji. Nasehat wajib dilakukan sesuai kemampuan, kemudian dalam menasehati yang terpenting adalah cara untuk saling mengingatkan dengan cara yang baik dan tidak keras.  Wallahu a’lam.
 
Reporter : Aida Ilallah (Anggota Kajian Jum'at Sore PCIM Mesir)

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website