PCIM Muhammadiyah Mesir - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Muhammadiyah Mesir
.: Home > Berita > Hadits Kesepuluh (Arbain Nawawi)

Homepage

Hadits Kesepuluh (Arbain Nawawi)

Jum'at, 30-06-2017
Dibaca: 1821

 
 
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :"ان الله تعالى طيِب لا يقبل الاّ طيّبا ,وان الله امر المؤمنين بما أمر به المرسلين ,فقال تعالى : ( ياأيّها الرسل كلوا من الطيّبات واعملوا صالحاً ) (المؤمنون : 51) ,وقال تعالى : (ياأيّها الذين ءامنوا كلوا من طيّبات ما رزقنكم) (البقرة : 173),ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعت أغبر ,يمدّ يديه الى السماء : يا بّ,يا ربّ ,ومطعمه حرام ,ومشربه حرام ,وملبسه حرام وغدي بالحرام ,فأنّى يستجاب له ؟ )) رواه مسلم .
 
Kata   “طيّب” (thayyib) bermakna baik, atau terbebas dari keburukan apapun. Kata طيّب adalah salah satu sifat Allah Swt. yang tertulis dalam hadits, ini menunjukkan bahwa Allah Swt. tidak akan disifati dengan apapun yang menujukkan kekurangan atau aib dan kelemahan. Sebab Allah Swt. adalah maha baik di segala aspek baik Dzat-Nya, nama-namaNya, sifat-sifatNya, segala ketetapanNya, maupun di dalam perbuatanNya. Mustahil bagiNya kejelekan yang dinisbahkan kepada-Nya.
 
Semua nama-nama-Nya yang termaktub dalam Al Qur'an dan Sunnah adalah nama yang terbaik, atau biasa disebut dengan asmaul husni (أسماء الحسنى). Sebagaimana firman-Nya di dalam surat Al ‘Araf (( ولله الأسماء الحسنى))  dan lafadh الحسنى adalah isim tafdhil yang menunjukkan tingkat kesempurnaan yang tinggi.
 
Oleh sebab itu kita tak akan pernah menjumpai nama-nama Allah yang mengandung kekurangan dan keburukan. Kemudian, sifat - sifat Allah  seperti : القدرة ,الكلام ,السمع ,البصر  dan lain sebagainya, yang diketahui oleh ulama hanya dua puluh dan lainnya, sedangkan lainnya masih menjadi rahasia-Nya. Lalu jika ada pertanyaan tentang sifat – sifat  Allah yang cenderung negatif seperti halnya yang biasa dijumpai di Al Qur'an seperti ,الكيد الماكر ,الخادع dan sebagainya, apakah sifat-sifat tersebut harus ditiadakan atau masih harus ditetapkan? Menurut Syaikh Shalih al Ustaimin, sifat – sifat negatif tersebut tidak harus ditetapkan ataupun ditiadakan secara mutlak, dan dalam hal ini membutuhkan penjelasan. Sifat-sifat negatif seperti المكر ,الخداع ,الكيد ,الخيانة dan lain lain akan menjadi sifat sempurna apabila tampil sebagai balasan Allah terhadap musuh-musuh-Nya. Hal ini merupakan hal yang wajar karena Allah Swt. maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada satu pun yang dapat mengalahkan-Nya.
 
Arti ((لا يقبل الاّ طيّبا)) Dia Allah Swt. tidak akan pernah menerima apapun baik perbuatan maupun harta kecuali yang baik.
Perbuatan baik yang dimaksud adalah segala perbuatan yang dikerjakan karena Allah Swt. dan sesuai dengan tuntunan syariat islam.
Sedangkan yang dimaksud harta yang baik adalah sesuatu yang diperoleh dari jalan yang halal, sedangkan adapun yang didapat dari jalan yang dilarang maka menjadi haram.
Menurut Imam Nawawi Ra., tatkala menerangkan cuplikan hadits di atas melarang bagi siapapun untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan sesuatu yang haram. Misalnya, bershadaqah dengan harta dari hasil curian atau korupsi, dan Syaikh Shalih Ustaimin menambahkan dalam penjelasannya bahwa segala sesuatu yang terkontaminasi dengan syirik tidak akan diterima oleh Allah Swt. karena tidak termasuk sesuatu yang baik .
 
Kalimat (( إنّ الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين)) Ini adalah satu bentuk dari kemuliaan yang dimiliki oleh orang mukmin, yang diperintah oleh Allah Swt. dengan apa yang Allah perintahkan kepada para Rasul-Nya. Dalam ayat yang tertulis di matan hadits  ((ياأيّها الرسل كلوا من الطيّبات واعملوا صالحا)) (QS. Al-Mukminun : 55). Allah Swt. memerintahkan kepada  para rasul agar memakan makanan yang terbaik yang mana telah dihalalkan Allah. Sehingga dapat disimpulkan jika seandainya khamr dihalalkan oleh Allah, tentu para rasul tidak akan pernah mendekatinya apalagi mengkonsumsinya karena khamr tidak termasuk dalam kriteria hal yang  baik.
Dan dari ayat ini juga dapat diambil dua poin, Allah memerintahkan kepada para Rasul-Nya untuk memakan makanan yang terbaik dan beramal shalih. 
Perintah untuk beramal shalih setelah perintah memakan yang terbaik adalah salah satu bentuk implikasi yang di kehendaki oleh Allah dari hasil memakan yang terbaik; sebab pada dasarnya apa yang dimakan dan  dicerna oleh tubuh akan menjadi daging dan tentu akan mempengaruhi perilaku seseorang. Jika yang dimakan baik maka yang dikeluarkan melalui perbuatan akan menjadi kebaikan. Namun jika sebaliknya, sesuatu yang masuk ke dalam tubuh seseorang berasal dari barang haram maka dapat dipastikan hasil yang dikeluarkan tidak lain dan tidak bukan adalah keburukan.
Dan disamping itu juga perintah untuk beramal sholeh merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan berupa makanan yang baik.
Dan tidak semua orang yang melafalkan الحمد لله ,والشكر لله bisa disebut orang yang bersyukur sebelum memanifestasikan rasa syukurnya kedalam amal sholeh. Karena pengertian syukur menurut sebagian ulama adalah طاعة المنعم  (ketaatan kepada sang pemberi nikmat).
Dan dari hadist ini dapat ditarik sebuah dalil bahwa seseorang akan diberi pahala oleh Allah dari apa yang dia makan apabila bertujuan untuk menambah ketaatan kepada-Nya, tentu akan berbeda jika bertujuan hanya memenuhi kebutuhannya saja .
Selanjutnya ((ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعت و أغبر ,يمدّ يديه إلى السماء يا ربّ يا ربّ....))
Rasulullah Saw. menyebutkan seseorang yang berpergian jauh dan berpergian adalah salah satu pintu dikabulkannya doa.
Arti ((أشعت وأغبر)), yang mana rambutnya dipenuhi dengan debu karena lebih memikirkan terkabulnya doa daripada dirinya sendiri.
Kemudian ((يمدّ يديه إلى السماء)) Mengangkat kedua tangan adalah salah satu adab dalam berdoa, kemudian apakah mengangkat kedua tangan dianjurkan oleh syariat ? Dalam hal ini ada dua pembagian :
Pertama, Riwayat yang menganjurkan mengangkat tangan  ketika berdoa, semisal ketika khatib berdoa meminta hujan, begitu pula dengan qunut nazilah dan witir.
Kedua, Riwayat yang meniadakan anjuran untuk mengangkat tangan ketika berdoa, seperti doa khatib diatas mimbar tidak untuk meminta hujan, walaupun sang khatib berdoa untuk kemenangan mujahidin yang berjihad di medan perang, maka dia tidak perlu mengangkat tangannya.
 
Kemudian (( يا ربّ يا ربّ))  Ini adalah bentuk panggilan dengan sifat rububiyyah Allah Swt. sebagai wasilah agar doa dikabulkan oleh-Nya.
 
Selanjutnya ((ومطعمه حرام))   Dan makanannya haram, baik zatnya maupun cara memperolehnya. ((ومشربه حرام)) Dan minumannya yang ia minum itu haram, baik zatnya maupun cara memperolehnya. (( وغدي بالحرام)) Dan ia kenyang dari makanan haram yang ia makan . (( فأنى يستجاب لذلك)) Maka darimana doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah Swt. karena ia dalam kondisi tidak pantas didengar doanya, yang disebabkan oleh apa yang ia makan, minum dan yang ia pakai diperoleh dari barang haram. Meskipun demikian  di sisi lain ia memenuhi syarat dikabulkannya doa dan Allah pun bisa mengabulkan doa- doanya sebagai bentuk rasa kasih sayang yang besar bagi hamba-hambaNya. 
 
والله أعلم
 
Oleh : Aji Wahyu Nusantara (Anggota Kajian Jum'at Sore PCIM Mesir) 

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website