PCIM Muhammadiyah Mesir - Persyarikatan Muhammadiyah

 

 

عن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه و اله و سلم قال أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله و أن محمدا رسول الله صلى الله عليه و اله و سلم و يقيموا الصلاة و يؤتوا الزكاة فإذا فعلوا ذلك عصموا مني دمائهم و أموالهم إلا بحق الإسلام و حسابهم على الله تعالى

(رواه البخاري و مسلم)

 

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar (Abdullah bin Umar bin Khatab) Ra. ini berisi tentang perintah untuk menghentikan peperangan. Dalam hadits ini disebutkan kata أقاتل  (uqaatila) dengan wazan فاعل  - يفاعل  (saling) yang bermakna saling berperang atau perang yang dilakukan oleh dua kubu, yang berbeda maknanya dengan kata أقتل  (aqtulu) yang bermakna membunuh /memerangi secara serius Dari kata أقاتل (uqaatila) dapat kita fahami bahwa hadits ini bukan perintah untuk memulai peperangan namun perintah untuk berperang dalam rangka mempertahankan diri dari musuh yang memulai perang. 

 

Kemudian yang dimaksud dengan kata الناس  (manusia) dalam hadits ini bukan semua manusia namun, orang kafir harbiy atau orang kafir yang memulai memerangi kita.

 

Adapun kata حتى  (hatta) dalam bahasa arab memiliki dua makna, yaitu : ta'liliyah (bersifat alasan) dan ghayah (bersifat tujuan) . Dan kata حتى dalam hadits ini bermakna ghayah yang menjelaskan bahwa pernyataan masuk Islam atau syahadat itu mewajibkan seorang muslim untuk menyudahi perang walaupun pernyataan tersebut bohong atau palsu (tipuan agar tidak dibunuh). Kemudian, semua yang telah menyatakan Islam, harta maupun darahnya dilindungi kecuali apabila ada sebab - sebab yang menjadi hak Islam contohnya hukum qisas, zakat, dll.  

 

Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 190 :

وَ قاتلوا في سبيل الله الذين يقاتلون كم و لا تعتدوا إن الله لا يحب المعتدين

Artinya :"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

 

Adapun makna dari kalimat و حسابهم على الله تعالى adalah semua kekafiran atau kemunafikan yang disembunyikan oleh seseorang yang telah menyatakan Islam, yang mana balasannya langsung dihadapan Allah Swt.. Oleh karena itu, tugas kita hanyalah memperlakukan semua orang muslim dengan sikap yang sama, tidak memandang apakah dia munafik atau berdusta, memenuhi hak sesama muslim atau tidak, karena semua akan dibalas oleh Allah Swt.

 

*Disarikan dari penjelasan Syekh 'Alaa Musthofa Na'imah (Ruwaq Al Azhar Alexandria) 

 

Reporter : Hilma A'yunina (Anggota Kajian Jum'at Sore PCIM Mesir)