PCIM Muhammadiyah Mesir - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Muhammadiyah Mesir
.: Home > Berita > Kajian Kitab Arba’in Nawawi [Hadist Kedua]

Homepage

Kajian Kitab Arba’in Nawawi [Hadist Kedua]

Senin, 05-06-2017
Dibaca: 730

Dalam hadits kedua terdapat beberapa point penting yang bisa kita simpulkan :  
 
1. Hadits tersebut mengupas religious form (format keagamaan) pada agama Islam dalam dua dimensi yakni dimensi eksoterik dan dimensi esoterik. Dimensi eksoterik merupakan aspek eksternal di setiap agama seperti peribadatan, hukum, etika, dogma  yang mengikat seluruh pemeluknya. Dalam wilayah ini agama berperan sebagai manual book (buku panduan) manusia untuk menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Tuhan. Konsep dasar eksoterik Islam termanifestasikan secara jelas dalam lima rukun islam yaitu Bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah, menjalankan perintah sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melaksanakan haji bagi yang mampu. Sedangkan dimensi esoterik merupakan aspek metafisis dan dimensi internal agama. Tanpa dimensi ini, agama akan teredusir menjadi sekedar formalitas-dogmatis. Esoteris  bagaikan “jiwa” bagi agama yang memberikan kekuatan mental bagi pengikutnya untuk terus mengikuti arahan dan petunjuk Tuhan di setiap langkah kehidupan meskipun banyak halangan dan rintangan. Dalam hal ini, Esoterisme Islam terbagi menjadi dua tingkatan yang tak terpisahkan yaitu Iman dan Ihsan. Seorang muslim harus beriman kepada enam rukun iman tanpa terkecuali seperti  iman kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab yang diturunkan-Nya, rasul-rasul yang diutus-Nya, hari akhir (kiamat), qadha dan qadar-Nya. Dus,  Implikasi dari keimanan yang dibarengi kesungguhan beramal sholeh ialah tercapainya derajat Ihsan yakni beribadah kepada Allah seolah-seolah ia tahu keberadaan-Nya.
 
2. Hadits tersebut menunjukkan bahwa seluruh syariat islam baik yang bersifat eksoterik (peribadatan) maupun esoterik (keimanan) murni wahyu Allah (revelation). Terbukti dari akhir kalam Rasulullah SAW pada hadist kedua ini  "فإنّه جبريل ،أتاكم يعلّمكم دينكم" bahwa malaikat Jibril menyampaikan tiga komponen penting agama islam dari Allah SWT kepada umat islam melalui perantara dialog dengan Rasulullah SAW. Hal ini mengakibatkan tidak adanya dualisme dalam praktik keagamaan karena pengikutnya tidak diberi kesempatan untuk berspekulasi mengenai metodologi peribadatan. Selain itu, kedua unsur tersebut (esoterik dan eksoterik) bagaikan jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan.  Dimensi esoterik bagaikan jiwa yang membimbing seluruh gerak-gerik manusia hingga sampai pada tujuan tertinggi yaitu pengabdian diri kepada Allah. Sedangkan dimensi eksoterik sebagai “raga” agama bertugas untuk merealisasikan seluruh bimbingan jiwa tersebut. Saling berintegrasi membentuk insan kamil yang berperan sebagai hamba dan khalifah di bumi ini.
 
3. Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim tersebut juga menerangkan tanda-tanda kemunculan hari kiamat. Diantaranya "ان تلد الأمّة ربّتها" artinya seorang budak akan melahirkan tuannya. Secara harfiah, tidak mungkin seorang budak melahirkan tuannya karena secara manusiawi yang dilahirkan itulah kelak mengabdi kepada yang melahirkan. Namun, realitas zaman sekarang lah yang membenarkan berita yang disampaikan Nabi Saw. 14 abad yang lalu. Banyak anak-anak muda membangkang dan bersikap acuh tak acuh terhadap orangtua mereka. Mereka (anak-anak muda,pen) menganggap orangtua sebagai budak yang harus menuruti seluruh keinginan mereka. Banyak orangtua yang sudah tidak berdaya lagi untuk mengatur gaya hidup anaknya yang kian hari kian brutal tak tentu arah. Sebuah realitas yang menakutkan akibat gaya hidup hedonis dan pemikiran pragmatis. Kedua, " و ان ترى الخفّاة العراة العالة رعاء الشّاء يتطاولون فى البنيان" artinya seluruh manusia berlomba-lomba mendirikan bangunan yang tinggi. Zaman modern kali ini, banyak tumbuh gedung “pencakar langit” di berbagai negara. Gedung-gedung tersebut merupakan simbol adidaya sebuah negara, semakin tinggi gedung yang dibangun, semakin terkenal negara tersebut. Perlombaan ini mengakibatkan terbengkalainya urusan-urusan sosial masyarakat. Kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya membuat angka kriminalitas semakin naik tak terkendali. Hal tersebut melahirkan chaos (kekacauan) di tubuh masyarakat yang berujung pada kolapsnya sebuah negara.
 
Ditulis oleh : M Fikri Zulkarnain Nawawi(Anggota Kajian Jum'at Sore - PCI Muhammadiyah Mesir)

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website